Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan teknologi pengaman perangkat telepon seluler untuk melindungi pemakai dari penyadapan pesan dan suara. Untuk pemasaran teknologi yang diberi nama “CELEBES” (seluler bersandi) dilakukan PT. Dian Karya Sarana.
Manajer Marketing PT. Dian Karya Sarana menuturkan perangkat teknologi yang mengutamakan kerahasiaan teknologi informasi ini, memang disasarkan kepada segmen tertentu. “Untuk mereka yang tak ingin privasinya terganggu”.
Meski baru sebulan diluncurkan, peminatnya cukup banyak. “Yang sudah fixed dipasangi 20 orang”. Untuk memasang teknologi ini kata marketing manajer terserbut melanjutkan, pengguna setidaknya harus menyediakan Rp.100 Juta. Untuk mengantisipasi pengguna yang tidak bertanggung jawab, perusahaan distributor itu akan meregristrasi dan menverifikasi calon pengguna. “Tiap tahun regristrasi diulang untuk memastikan tak berpindah tangan”.
Perusahaan tersebut bekerja sama dengan Lembaga Sandi Negara karena “CELEBES” menggunakan algoritma kriptografi, bukan berdasarkan nomor seluler si pemakai sehingga tak bisa dideteksi oleh operator telekomunikasi.
Menurut peneliti dari BPPT, katanya “CELEBES” cocok untuk pengguna yang mengedepankan perangkat pengaman komunikasi informasi dalam aktivitas kerjanya, selain untuk kemandirian agar masyarakat Indonesia tak bergantung pada perangkat telekomunikasi buatan asing. Namun penyadapan bisa dihindari hanya jika pengirim dan penerima pesan atau suara menggunakan “CELEBES”.
Setelah sukses di ponsel, rencananya teknologi ini akan dikembangkan untuk PDA. Harapannya akhir tahun ini sudah bisa di “windows mobile”, katanya lagi.
Semula, peneliti dari BPPT itu menuturkan teknologi antisadap diaplikasikan pada telepon tetap dengan nama “SENAWICARA”, yang biasa digunakan untuk kepentingan militer dan kepolisian. “SENAWICARA” memakai frekuensi VHF (800 megahertz) dengan radius 100 meter. Belakangan baru dikembangkan ke ponsel yang berbasis teknologi Symbian 9 atau 3rd edition, GPRS, 3G, dan WIFI.***(Sumber dari Koran Tempo, Selasa, 28 Mei 2008).